Selasa, 11 Desember 2012

Sekilas Tentang Critakuu di IYD Sanggau, Kalimantan Barat


Indonesian Youth Day 2012 di Sanggau, Kalimantan Barat membuat aku dapat banyak pelajaran, tentunya juga pengalaman yang sungguh sangat luar biasa sekali. Awalnya, aku ragu untuk mengikuti kegiatan itu. Aku galau, apakah aku lanjutkan untuk ikut atau tidak? Dan tentunya karna tangan Tuhan yang menuntunku untuk tetap ikut kegiatan itu. Bersama-sama dengan teman-teman satu Keuskupan Purwokerto kami berangkat menuju Sanggau. Sungguh perjalanan yang begitu menyenangkan. Dan akhirnya kita sampai di Paroki tempat kita melakukan live in sebelum acara di Sanggau. Kami berada di Paroki Batang Tarang. Di tempat live ini ini, sungguh aku mendapatkan pelajaran yang sungguh berharga sekali, rasa kekeluargaan yang masih sangat erat di desa itu. Warganya yang sungguh ramah, dan menerima saya. Warga desa itu sudah terbiasa apabila mandi itu di sungai, mau tidak mau, akupun ikut mandi di sungai. Sungguh pengalaman yang baru pernah aku dapatkan, mandi di sungai bersama warga desa itu. Warga desa itu juga sudah terbiasa, untuk makan sehari-hari mereka harus ke ladang dahulu untuk mengambil sayur yang mereka sudah tanam, untuk makan sehari-hari mereka. Hebatnya, degan kebiasaan itu mereka tidak pernah mengeluh sedikitpun, mereka tetap selalu bersyukur walaupun harus jalan jauh ke ladang untuk mengambil sayur. Di desa itu pun, belum ada listrik. Sungguh aku tidak bisa membayangkan, bertahun-tahun mereka hidup dengan keadaan seperti itu. Tetapi mereka masih bisa hidup bahagia dan selalu bersyukur. Anak-anak yang akan sekolahpun harus berjalan jauh, karena sekolahan mereka ada di desa sebelh, tapi anak-anak itu tidak pernah mengeluh sedikitpun. Sesekali aku pernah melihat, saat merek akan hendak berangkat sekolah, wajah mereka yang begitu ceria tanpa ada kesedihan sedikitpun.  Saat hendak tidur, aku sempat merenung, apa jadinya kalo situasi ini aku yang mengalami. Ternyata, aku harus bisa lebih bersyukur daripada merek, warga desa itu. Kita yang bisa hidup enak, ada listrik, kamar mandi, makan juga tinggal makan. Salut aku dengan mereka.

Setelah kita melakukan live ini, hari berikutnya kita langsung berangkat ke Sanggau. Untuk sampai di Sanggau kita butuh waktu kurang lebih 3jam perjalanan. Sampai di Sanggau kita bertemu dengan teman-teman dari berbagai daerah, satu Indonesia kebudayaannya berkumpul jadi satu. Kegiatan yan begitu bermanfaat untukku, aku temukan disana. Sungguh tidak menyesal aku ikut kegiatan itu. justru menyesal apabila kemarin aku tidak ikut. Banyak hal yang menarik yang aku dapatkan disana, dari aku yang dapat mengenal keragaman budaya yang bermacam-macam di Indonesia. Kita juga dapat sharing tentang pengalaman kita hidup di negara kita, yang penuh dengan tantangan sebagai umat Katholik. Pelajaran yang begitu berharga, kita diajari menjadi kuat dan tangguh untuk menghadapi tantangan itu. Kita diajari juga harus semakin berteguh dalam iman, jangan putus asa dengan keadaan kita yang minoritas, jadikan itu justru sebagai kekuatan kita dalam hidup menggereja sebagai OMK.

Kamis, 23 Desember 2010

Manejemen Pelayanan dan Standar Sarana Sekolah yang Belum Terpenuhi

Oleh : Ayu Andina

Di zaman ini, di Negara kita Indonesia masih banyak sekolah-sekolah yang belum memenuhi standar sebagai persyaratan sekolah yang baik. Missal, sarana prasarana yang masihlah sangat kurang memuaskan. Banyaknya gedung sekolah yang rusak, fasilitas yang tidak memadai dan kurang, itu menjadi kendala yang begitu penting untuk kita semua. Dalam pemenuhan standar ini jika bisa dibilang akan merujuk pada dimensi manajemen yang kurang memenuhi. Didalam manajemen itu terdapat beberapa factor yang bisa dikatakan sangatlah berpengaruh yaitu, efisien dan efektif. Dalam mengelola atau menjalankan manajemen kita harus memperhatikan keefektifan dan keefisienan. Efisien itu sendiri adalah sesuatu yang kita kerjakan berkaitan dengan menghasilkan hasil yang optimal dengan tidak membuang banyak waktu dalam proses pengerjaannya. Dan efektif adalah pencapaian hasil yang sesuai dengan tujuan seperti yang telah ditetapkan. Apabila standar sarana sekolah belum terpenuhi bisa dikatakan bahwa ini berarti tidak ada keefisiensian dan keefektifan.

Keadaan ini juga merujuk pada dimensi kebijakan, karena untuk membaharui sarana-sarana harus ada kebijakan dari pemerintah itu sendiri. Semua yang ada itu berpusat pada pemerintah. Kemudian hal ini pun dapat dimasukkan kedalam pergeseran paradigma New Public Service, karena didalam penyelenggaraan pendidikan pasti banyak persaingan. Dari pihak pemerintah maupun swasta. Tetapi dalam persaingan itu terjadi persaingan yang sehat. Dan seluruh kegiatan itu juga tetap diawasi oleh pemerintah. Oleh karena itu sebenarnya masalah tentang pelayanan sekolah yang masih kurang tersebut masih bisa diatasi. Kita bisa dan juga dapat mencontoh bagaimana cara kerja pihak swasta, yang memang sangat bagus dalam penyelenggaraan administrasinya. Tetapi kita harus tetap mengikuti peraturan pemerintah. Sarana-sarana sekolah yang terkadang belumlah memadai, kita sebagai sekolah negri atau yang dikelola oleh pemerintah, tidak ada salahnya untuk mencontoh sekolah yang dikelola oleh swasta. Memang, perbedaan biaya pun juga menjadi kendala. Pihak sekolah swasta itu memungut biaya yang lebih mahal dibandingkan dengan sekolah negri. Pemungutan biaya itu, digunakan untuk tambahan fasilitas yang sangatlah memadai. Dari situ bisa kita lihat, betapa berpengaruhnya manajemen pemerintahan itu sendiri dan pengelolaan New Publik  Service manajemennya yang harus dilakukan dengan sebaik mungkin.